Manchester City Kalah Dua Kali Beruntun
Momen kekalahan Manchester City atas Arsenal pada Minggu (8/10) lalu menjadi kekalahan beruntun mereka di Premier League musim ini. Hasil tersebut terkesan menjadi hal yang aneh mengingat mereka selalu mendapatkan hasil positif di beberapa musim terakhir.
Tak hanya itu, mereka juga harus tereliminasi dari kompetisi EFL Cup setelah kalah dari Newcastle, total mereka sudah mengalami tiga kekalahan di musim ini. Hal yang sangat jarang kita temui di tim Manchester City dengan pelatih Pep Guardiola.
Salah satu alasan menurunnya performa Manchester City adalah kehilangan Rodri setelah menerima kartu merah saat melawan Nottingham Forest. Rodri yang perannya sangat vital bagi pemain Manchester City seolah tak bisa digantikan di posisi tersebut.
Padahal di posisi tersebut Manchester City mempunyai, Kalvin Phillips, Matheus Nunes dan Mateo Kovacic, namun tetap pria asal Spanyol tersebut nyatanya tidak bisa digantikan. Publik seakan tak menyangka bahwa Manchester City yang sangat digdaya di musim lalu dengan meraih treble winners bergantung pada satu pemain yakni Rodri.
Selain itu penyebab lainnya adalah hilangnya beberapa pemain andalan Pep Guardiola akibat hengkang di bursa transfers musim panas lalu. Gundogan yang selalu bisa diandalkan Pep baik sejak awal laga maupun dari bangku cadangan harus hengkang ke Barcelona dan tentu saja hal tersebut mengurangi kekuatan Manchester City.
Riyad Mahrez juga hengkang ke Arab Saudi yang menyebabkan Manchester City tidak punya daya ledak di sisi kanan lini serang dan kini ‘hanya’ mengandalkan sisi kiri yang diisi Jeremy Doku dan Jack Grealish yang saat ini sedang mengalami cedera.
Cederanya Kevin De Bruyne juga menjadi salah satu alasan kenapa performa Manchester City turun akhir-akhir ini, meski ini bukan cedera yang pertama kali dan bukan pertama kali juga Manchester City kehilangan De Bruyne. Namun, ini berimbas jelas pada performa sang striker Erling Haaland yang pada akhirnya tidak menerima umpan dari lini kedua.
Kontroversi Wasit
Laga Tottenham Hotspurs melawan Liverpool di pekan ke-7 menjadi sorotan publik sepak bola dunia, pasalnya wasit menganulir gol Luis Diaz yang ternyata berada dalam posisi on side. Simon Hooper yang menjadi wasit dalam laga tersebut dengan lancang menganggap Diaz dalam posisi offside.
Atas hal tersebut, Professional Game Match Officials Limited (PGMOL) memberikan rilis resmi yang berisi permintaan maaf atas keputusan salah yang diambil Simon Hooper. Publik sepak bola dunia pun ramai mengomentari kasus tersebut dengan beberapa menyatakan bahwa wasit Inggris tidak profesional dan sering lalai dalam tugas.
Manager Liverpool, Jurgen Klopp dalam wawancaranya bahkan meminta pertandingan untuk dijadwalkan ulang meskipun ia tahu bahwa hal tersebut tak akan pernah bisa terjadi. Klopp dan Liverpool dirugikan oleh keputusan tersebut karena Liverpool akhirnya harus kalah atas Tottenham dengan hasil akhir 2-1.
Selain menganulir gol Luis Diaz, dalam laga tersebut Simon Hooper juga memberikan dua kartu merah untuk pemain Liverpool. Pertama ia memberikan kartu merah kepada Curtis Jones karena dianggap melakukan pelanggaran keras kepada Bissouma.
Kedua ia memberikan kartu kuning dua kali kepada Diogo Jota, kartu kuning pertama kembali menjadi perdebatan karena Jota dianggap tidak mengenai Udogie yang terlihat jatuh tersandung dengan sendirinya. Hal tersebut membuat Simon Hooper sangat banyak mendapat banyak sorotan pasca laga.
Anjloknya Manchester United dan Chelsea
Manchester United anjlok di musim ini setelah diterpa beberapa isu internal, hasilnya mereka menempati posisi 10 klasemen sementara dengan 12 poin dari empat kali kemenangan dan empat kali kekalahan. Padahal di awal musim mereka diprediksi bisa bersaing ketat di papan atas.
Seperti yang sudah disinggung di atas, anjloknya Manchester United musim ini adalah isu internal yang mereka hadapi seperti retaknya hubungan Sancho dan sang pelatih Erik Ten Hag. Anthony juga sempat berurusan dengan hukum setelah dituding melakukan kekerasan kepada perempuan.
Selain isu internal tersebut, mereka juga diterpa banyaknya pemain yang mengalami cedera, seperti Luke Shaw, Malacia, Martinez, bahkan Reguilon yang dipinjam dari Tottenham untuk mengisi pos bek kiri pun mengalami cedera. Ditambah sang kiper anyar Onana yang belum menemukan ritme permainan terbaiknya membuat Manchester United sedikit kacau akhir-akhir ini.
Di posisi 11 klasemen atau tepat di bawah Manchester United terdapat tim besar London, Chelsea yang sama halnya mengalami performa buruk di musim ini. Dengan belanja besar-besaran di bursa transfer musim ini, Chelsea nyatanya belum bisa bersaing setidaknya di posisi enam besar Premier League.
Masalah Chelsea pada saat ini hanya dua, yakni badai cedera pemain dan belum padu padannya pola permainan pelatih dengan chemistry para pemain. Saat ini hampir dari setengah skuad Chelsea mengalami cedera, hal tersebut yang membuat sang pelatih Pochettino pusing untuk meracik skuad.
Atas hal tersebut Pochettino harus berpikir keras untuk meracik strategi dengan tim seadanya, ia juga sedikit di rumitkan dengan chemistry antar pemain yang belum terjalin karena banyak nya pemain anyar yang masih perlu adaptasi dengan Premier League dan khususnya dengan cara ia bermain.
Dua masalah tersebut yang sepertinya membuat Chelsea seperti saat ini, pendukung pun diyakini masih harus cukup bersabar karena Chelsea diisi oleh para pemain muda, dan proyek Chelsea di bawah Todd Boehly bersama Pochettino pun merupakan proyek yang panjang.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan